Monday, October 1, 2012

Bernafas Lalu Mati

Kalau mungkin Izrail adalah manusia, dia adalah target orang yang paling dicari di dunia. Dia, penyimpan sebuah misteri tentang mati, pemegang nyawa manusia yang siap mencabutnya kapanpun si Pemilik mejatuhkan hari tibanya.

Orang-orang kaya raya mungkin rela memberikan 1/3 dari hartanya untuk menyogok Izrail. Mereka ingin tau kapan terakhir nafasnya berhembus, lalu siap-siap mengeruk harta lagi dalam batas waktu yang tersisa agar anak cucu mereka kelak masih menikmati hasilnya dan nama besar merekapun akan selalu terjaga.

Durjana mungkin rela melakukan apa saja untuk mengetahui kapan tibanya ajal mereka. Neraka adalah musuh seluruh umat di dunia, mereka salah satunya. Jauh di lubuk hati terdalam, durjana takut mengahadapi mati karena tau tak ada kegembiraan di dalam neraka. Dan di waktu sisa antara hidup dan neraka itulah mereka akan betobat, agar nanti setidaknya jarak siksa api neraka dengan badan rapuhnya tidak terlalu dekat.

Mereka yang sekarat beserta keluarganya pasti akan memohon, merengek, menangis bahkan meraung kepada Izrail, memintanya agar tegas menjatuhkan eksekusi tanpa harus menyiksa. Jangan biarkan dia yang tertidur dalam tidur panjang namun bernyawa, ada di antara hidup dan mati. Jangan biarkan mereka yang sekarat tersiksa dengan nafas tersengal hanya untuk menunggu ajal atau datangnya keajaiban. Jangan biarkan mereka yang koma terus menggantungi harapan dari alat-alat metal yang melilit tubuh rapuh mereka. Atau jangan biarkan mereka yang tervonis mati meratap menghitung hari menerka kapan nyawa lepas dari jiwa.

Namun Tuhan amat bijaksana menjadikan Izrail sebatas Makhluk Cahaya-Nya. Tuhan tak salah  membuat batasan nafas menjadi cerita misteri bagi manusia. Tuhan sungguh Maha Bijaksana menjadikan “Kematian” sebagai kata tanya tak terjawab. Tak ada yang bisa menerka kapan tibanya ajal kita. Terkadang mungkin bisa diraba dengan sebuah pertanda keadaan, tapi tak jarang kematian menjadi sebuah kejutan dalam drama insan manusia.

“kematian” adalah sebuah kata tanya penuh kejutan.

Kepergian mereka yang tiada setidaknya membawa arti. Mereka pergi dengan sebuah makna untuk diri saya bahwa fase hidup hanya bernafas, mengisi lalu mati.
.
*Teruntuk sahabatku Feisya yang wafat pagi ini di tol Jagorawi. Innalillahi wainna ilaihi raji’un

Singapore,27 Juni 2010
 
Template by suckmylolly.com - background image by elmer.0