Entah apa yang membuat aku memutuskan melakukannya lagi. Entah apa
yang membuat aku menggoyahkan keyakinanku dan lemah kembali mengalah.
Aku tau, aku hanya takut sendiri. Aku masih butuh dia disampingku
ditengah hari-hari duniawi dan malam yang selalu aku lewati dalam bilik
kecil ini. Seakan-akan duniaku sekecil bilik ini, ku taruh semua memori
yang terkadang hidup di malam-malam jalang berakhir dengan uraian air
mata.
Bodohnya, aku masih biarkan Dan masuk ke dunia kecilku ini,
berbicara di atas bantal-bantal kita berakhir cumbu pada bibir-bibir
jika sudah mulai membeku.
Aku tau aku salah. Senin minggu lalu aku putuskan dia keluar dari
duniaku dan air matanya seperti saksi dari ketulusan cintanya untukku.
Aku pergi berlari berlagak tak peduli. Bodohnya dia mengejarku lagi
pelan namun pasti. Aku goyah. Aku yang salah. Aku biarkan Dan sekali
lagi masuk ke duniaku, menyisakan rasa sesal dan tanya menebak apa itu
benar cinta atau nafsu.
Atau.. dia hanya tidak tau apa yang dia mau?
4 dari 3, 2 dan 1
Singapore, 18 Desember 2010